Type Here to Get Search Results !

10 Orang Minang Yg Berpengaruh Di Luar Negeri

Bp Media - Bangsa indonesia tentu tak bisa melupakan Jasa tokoh minangkabau yg ikut andil dalam pergerakan kemerdekaan indonesia.

Banyak tokoh minang terkenal yg ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan indonesia, sebut saja bung hatta, hamka, muhammad yamin, H. Agus Salim Dan Lain-lain.

Akan tetapi ternyata Peranan Orang-Orang Minang Bukan hanya di dalam negeri, banyak juga tokoh minang yg menggoreskan sejarah di negara-negara tetangga seperti di malaysia, singapura bahkan arab saudi.

Siapa saja mereka?, Berikut 10 orang minang yg pernah menggoreskan sejarah di luar negeri.

1. Raja Bagindo (Filipina)
Raja Bagindo Ali adalah seorang ulama Minangkabau yang mendirikan Kesultanan Sulu di Filipina selatan pada akhir abad ke-14. Raja Bagindo datang ke Sulu pada tahun 1390.


Kedatangannya melanjutkan dakwah Islam yang telah dirintis oleh seorang ulama keturunan Arab, Karim ul-Makhdum. Selain ke Sulu, Raja Bagindo juga mengembara ke Brunei, Serawak, dan Sabah. Hingga akhir hayatnya Raja Bagindo telah mengislamkan masyarakat Sulu sampai ke Pulau Sibutu.

Sekitar tahun 1450, seorang Arab dari Johor yaitu Sharif ul-Hashim Syed Abu Bakr tiba di Sulu. Ia kemudian menikah dengan Paramisuli, putri Raja Bagindo. Setelah kematian Raja Bagindo, Abu Bakar melanjutkan pengislaman di wilayah ini.

Baca Juga:
Pada tahun 1457, menantunya itu memproklamirkan berdirinya Kesultanan Sulu dan memakai gelar “Paduka Maulana Mahasari Sharif Sultan Hashem Abu Bakr”. Gelar “Paduka” adalah gelar setempat yang berarti tuan sedangkan “Mahasari” dimaksudkan Yang Dipertuan.

2. Raja Sulaeman
Tidak banyak yang tahu, tersebarnya agama Islam di Filipina yang dibawa oleh ulama Minangkabau yaitu Raja Sulaeman. Catatan sejarah menyebutkan, sebelum kedatangan bangsa Spanyol, Filipina berada di bawah kekuasaan Raja Sulaeman dari Minangkabau yang merupakan pendiri Filipina.

Baca Juga:
RAJA SULAEMAN DARI MINANGKABAU, PENDIRI KOTA MANILA DI PHILIPINA.

Di sana, ia telah menyebarkan agama Islam hingga ke pelosok negeri. Seperti dilansir dari situs indonesia.go.id, pendiri Kota Manila adalah Raja Sulaeman dari Minangkabau. Sedangkan kerajaan Sulu di Selatan Filipina didirikan Raja Baginda yang juga dari Minangkabau.

3. Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I (Sultan Johor)
Sultan Abdul Jalil Syah atau Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I dikenal juga dengan panggilan Raja Kecik atau Raja Kecil dari Pagaruyung. Ia merupakan saudara dari Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Indermasyah, kemudian mendirikan Kesultanan Siak Sri Inderapura.



Raja Kecil putra Pagaruyung didaulat menjadi penguasa Siak atas mufakat masyarakat di Bengkalis, sekaligus melepaskan Siak dari pengaruh Johor. Berdasarkan Historis Siak, Raja Kecil merupakan putra dari Sultan Mahmud, Sultan Johor yang tewas.

Baca Juga:
BIOGRAFI 'AL-JAZARI', ROBOTIK MUSLIM PERTAMA DI DUNIA.

Pada tahun 1717, Raja Kecil berhasil menguasai Kesultanan Johor sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai Sultan Johor, dengan gelar Yang Dipertuan Besar Johor. Namun pada tahun 1722 karena pengkianatan beberapa bangsawan Johor, ia tersingkir dan kemudian pindah ke Siak dan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pemerintahannya tahun 1723.

4. Raja Melewar (Negeri Sembilan) Nama lengkapnya adalah Yang Dipertuan Besar Sri Paduka Raja Tuanku Mahmud Syah ibni al- Marhum Sultan 'Abdu'l Jalil, Yang diPertuan Besar Negeri Sembilan. Raja Melewar memerintah dari tahun 1773 sampai 1795.
Raja Melewar adalah seorang raja atau Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan pertama di Semenanjung Malaya . Ia merupakan keturunan Yang Dipertuan Pagaruyung, yang diutus langsung dari Kerajaan Pagaruyung untuk menjadi raja di Negeri Sembilan.


Baca Juga:

RAJA MELEWAR, KUASA MINANGKABAU NEGERI SEMBILAN

Para pemukim Minangkabau sudah berdiam di Negeri Sembilan sejak abad ke-15. Pada awalnya mereka berada di bawah perlindungan Malaka, dan kemudian Johor.

Pada abad ke-18, Johor yang melemah tak mampu lagi melindungi Negeri Sembilan dari serangan orang-orang Bugis. Karena itu para pemuka Negeri Sembilan meminta diberikan raja dari Pagaruyung untuk memerintah mereka.

Raja Pagaruyung saat itu, Sultan Abdul Jalil, mengabulkan permohonan itu dan mengutus Raja Melewar untuk menjadi raja di Negeri Sembilan.

5. Ahmad Bustamam (Partai Rakyat Malaysia)
Ahmad Boestamam lahir dari pasangan Raja Kecil dan Rasiah. Orang tuanya merupakan petani yang bermigrasi dari Salido, Pesisir Selatan. Ia menggunakan nama Ahmad Boestam sebagai nama pena ketika mendirikan koran Suara Rakyat pada tahun 1945 di Ipoh, Perak. Ia di anugerahkan Panglima Negara Bintang Sarawak pada tahun 1976 dengan gelar Datuk.

Baca Juga:

Kisah Lucu Kekalahan Majapahit Menyerang Bumi Minang

6. Tuanku Abdul Rahman (Yang Dipertuan Agung)
Tuanku Abdul Rahman merupakan yang DiPertuan Besar Negeri Sembilan (setingkat sultan atau raja) sejak 1933-1960. Negeri Sembilan sendiri merupakan negeri Minangkabau di luar negeri dan dihuni mayoritas Minang sejak abad ke-15.

Tuanku Abdul Rahman yang gambarnya ada di mata uang Malaysia tersebut merupakan keturunan kelima dari Sultan Abdul Jalil dari Pagaruyung.

7. Sheikh Muszaphar Shukor (astronot pertama Malaysia)
Meski menjadi orang Malaysia pertama yang terbang ke luar angkasa, Muszaphar rupanya menganggap Indonesia sebagai Tanah Air kedua baginya. Nenek dari ayahnya lahir di Minangkabau. Hal itu dilontarkan Muszaphar saat mengujungi Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung, Desember 2007.



8. Yusof bin Ishak (presiden pertama Singapura)
Yusof Bin Ishak adalah presiden pertama singapura kelahiran 1910, kedua orangtuanya asli Indonesia. Ayahnya seorang Minangkabau dan Ibunya seorang melayu langkat.

Pada 3 Desember 1959, Yusof dilantik sebagai kepala negara (Yang di-Pertuan Negara) Singapura. Ia merupakan warga negara Singapura yang pertama kali memegang jabatan tersebut.

Pada 9 Agustus 1965, saat Singapura keluar dari Federasi Malaysia dan merdeka, status beliau berubah menjadi presiden negara kepulauan tersebut hingga tahun 1970 ketika Yusof meninggal.

9. Zubir Said (pencipta lagu Majulah Singapura)
Zubir Said lahir pada tahun 22 Juli 1907 di Fort de Kock atau sekarang dikenal Kota Bukittinggi. Dialah putra Minangkabau yang menciptakan lagu kebangsaan Singapura yakni “Majulah Singapura”, juga lagu resmi Hari Anak Singapura “Semoga Bahagia”.


“Majulah Singapura” adalah lagu kebangsaan resmi negara Singapura sejak negara tersebut merdeka penuh pada tahun 1965.

10. Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (Masjidil Haram)
Syaikh Ahmad Khatib al- Minangkabawi lahir di Kota Tuo Balai Gurah, IV Angkek Candung, Agam, Sumatra Barat. Ahmad Khatib Al-Minangkabawi pernah menjadi satu-satunya orang di luar Arab yang menjadi imam besar Masjidil Haram, Mekkah.

(Bocah Paskand)

Referensi: langgam.id


Promo



 


Kunjungi Juga: