Oleh: Putra figure - Boy Paskand
Kota Pariaman - Bagi kami di pariaman, los lambuang balai kurai taji adalah tempat favorit untuk bersantai sembari bersantap ria, banyak jenis jajanan kuliner yg di sediakan disini dengan harga yg tak terlalu mahal.
Saya pribadi semenjak 10 tahun silam, selalu mengunjungi tempat ini setidaknya sekali seminggu bersama istri dan anak-anak. Bahkan sebelum punya momonganpun kami sering memanjakan selera di sini. Minuman Favorite saya disini adalah teh telor 'uniang kribo', pas di selera saya.
Sembari menikmati segelas teh telor, terbesit juga untuk menuliskan dan bercerita tentang Pasar kuliner yg ramai di kunjungi ini.
Pasar kuliner ini buka 24 jam nonstop, berada di pasar kurai taji. Kurai Taji, terkenal dengan sebutan Pakan Sinayan bahkan dirangkai menjadi satu kalimat Kurai Taji Pakan Sinayan. Tidak lain karena daerah ini punya jadwal pasar hari Senin (Sinayan). Dimana para pedagang pasar dari berbagai daerah terutama daerah darek datang ke Kurai Taji untuk berjualan hanya pada jadwal hari Senin. Dari penjual sayuran, baju, sandal, sepatu, lauk pauk, sampai tukang obat dengan atraksinya akan tumpah ruah pada hari Senin. namun hari² yg lain kios² dan toko tetap buka, yg jarang adalah pedagang K5 tak ada buka lapaknya selain hari senin. namun walau hari pasarnya senin, disarankan agar tak terlalu pagi mengunjungi pasar ini, karna ramainya di kunjungi pasar ini adalah setelah jam makan siang, semakin sore semakin rame hingga malam hari.
Disinilah pasar kuliner itu berada, Hal yang khas tentunya banyaknya warung makanan. Bahkan Kurai Taji punya “Los Lambung”, yang sesuai namanya ini ada adalah sentra kumpulan los-los (toko-toko) makanan dan minuman pemuas lambung. Dari sate, soto, ketupat, teh telor, teh soda, kopi, dan berbagai macam pilihan lainnya. Waktu paling ramai adalah saat malam ketika para pelanggan ingin menikmatinya sambil ngobrol hingga larut malam.
Bahkan diakhir pekan tidak sedikit yang menyelingi obrolan larut malam di los lambung dengan dentakan domino diatas meja. Kawan² sering menyebutnya “ ‘Las Vegas’-nya Pariaman”.
Kurai Taji berada di pesisir barat pantai Sumatera ini mungkin pernah punya catatan dalam kesusasteraan Indonesia. Yakni pernah tertulis sebagai latar dalam sebuah novel tahun 1979, Novel tersebut berjudul Warisan. Novel yang menggambarkan bagaimana Kurai Taji dengan stasiun kereta apinya, los lambungnya, ketupat gulai pakisnya serta kultur masyarakatnya.
Namun, dibalik semua cerita itu Kurai Taji juga punya cerita tentang pergerakan Islam. Setelah persarikatan Muhammadiyah didirikan KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta, Kurai Taji merupakan daerah tempat pertama kali Muhammadiyah didirikan di Sumatera Barat. Hal ini menjadikan Kurai Taji identik dengan Muhammadiyah. Masyarakat Kurai Taji adalah masyarakat Muhammadiyah. Didaerah ini berdiri Masjid Sejarah Muhammadiyah yang juga dikenal dengan Surau Dagang. Konon gelar Surau Dagang diberikan karena masjid ini menjadi tempat sholat para pedagang-pedagang pasar Senin. Dan dakwah Muhammadiyah bisa tersebar dengan jama’ah-jama’ah pedagang pasar Senin yang berasal dari berbagai daerah ini.
Di Kurai Taji juga berdiri berbagai amal usaha Muhammadiyah. Diantaranya adalah Panti Asuhan Yatim dan sekolah-sekolah Muhammadiyah, yakni Taman Kanak-kanak Aisyiah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Diniyah, MDA di Muhammadiyah sudah ibarat mengikuti TPA di Kurai Taji bagi anak-anak usia sekolah dasar.
Tokoh² pejuang dan ulamapun banyak yg berasal dari kurai taji, salah satunya adalah bagindo Azis chan yg ayahnya berasal dari kurai taji, dan ibunya dari sunur.
Sehubung teh telor dan sepiring katupek gulai tunjang dihadapan kami sudah 'lindang di sungkahan', maka catatan ini kami sudahi juga, semoga bermanfaat.., wassallam...
ADS |