Type Here to Get Search Results !

Tuangku Imam Bonjol, Sisi Lain Perjuangan Demi Ummat


Oleh: Yohannes Wempi 
Untuk Pariaman Line

Editor: Putra Figur

Pariaman Line - Sejarah singkat tentang Tuanku Imam Bonjol, bernama asli Muhammad Shahab, lahir di Bonjol, Pasaman tahun 1772 Masehi. Dia merupakan putra dari pasangan Bayanuddin dan Hamatun. Ayahnya, Khatib Bayanuddin, merupakan seorang ulama dari Sungai Rimbang, Suliki, Limapuluh Kota. Sebagai ulama dan pemimpin masyarakat setempat, Muhammad Shahab memperoleh beberapa gelar, yaitu Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku Imam.


Tuanku Imam Bonjol merupakan sosok ulama pejuang yang telah meluruskan kehidupan Islami di Minangkabau. Sosok yang mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat Ranah Minang dan kaum adat pada zaman itu, yang dinilai bertentangan dengann "adat basandi syarak-syarak basandi kitabullah".



Ninik mamak dimintak Tuangku Imam Bonjol untuk kembali keajaran Islam yang kafah seperti penerapan nilai-nilai Islam yang disampaikan oleh Syekh Burhanuddin. Namun para penghulu itu menentang dengan berujung terjadi perperangan yang diboncengi Belanda untuk menguasai atau menjajah tanah Minang ini.


Ceritanya adalah dengan situasi perperangan tersebut menyebabkan kaum adat pada 21 Februari 1821, melakukan kerja sama dengan pemerintah Hindia-Belanda untuk berperang melawan Kaum Padri. Mereka melakukan perjanjian yang ditandatangani di Padang. Isi perjanjian dinilai merugikan Ranah Minang, karena sebagai kompensasi Belanda mendapat hak akses dan penguasaan atas wilayah darek (pedalaman Minangkabau). Perjanjian itu dihadiri oleh keluarga Kerajaan Pagaruyung di bawah pimpinan Sultan Tangkal Alam Bagagar yang berada di Padang.

Campur tangan Belanda dalam perang itu ditandai dengan penyerangan Simawang dan Sulit Air oleh pasukan Kapten Goffinet dan Kapten Dienema awal April 1821 atas perintah Residen James du Puy di Padang. Kompeni melibatkan diri dalam perang karena “diundang” oleh kaum adat.

Setelah itu, kaum adat sadar ada pemboncengan dalam bentuk penjajahan Hindia-Belanda dari kerja sama. Kaum adat akhirnya bergabung dengan Kaum Padri untuk bersama mengusir Belanda dari Ranah Minang. Walaupun secara teori sejarah, kaum adat selama ini melawan Kaum Padri telah dipecundangani oleh Hindia Belanda, tapi demi kecintaan untuk Ranah Minangkabau ini akhirnya kaum adat dan Kaum Padri (ulama dan ninik mamak) bersatu di Bukit Marapalam.


Dengan adanya perjanjian bukit marapalam tersebut kebiasaan buruk urang Minang mulai hilang, penyakit masyarakat (judi, minum-minuman keras, prostitusi atau dulu dikenal dengan pergundikan, dan lainnya) tidak adalagi. Semua anak Nagari bersama-sama melawan penjajahan Belanda.

Sekarang diranah bundo ini, penyakit masyarakat mulai masif kembali terjadi dan memprihatinkan. Dibeberapa mediasosial didapat berita orang tua membuang bayi, kasus di Padang ada pemerkosaan dengan pelakunya rame-rame, dan cerita penyakit masyarakat lainnya.

Sekarang pameo dari orang-orang iseng, sudah hadir kembali ditengah masyarakat, bahwa kehidupan orang Minang sekarang tidak lagi Minangkabau, tapi sudah tinggal kabau-nya. Jika pameo ini kita dengar mungkin ada yang akan marah, tapi situasi itulah yang terjadi saat ini.

Di mana-mana, orang Minangkabau melakukan maksiat sudah terang-terangan, tanpa ada rasa malu. Kebanyakan situasi ini dibiarkan saja tanpa ada perasaan marah atau berusaha untuk menghentikan. 



Salah satu contoh penyimpangan yang meprihatinkan selain yang uraikan di atas, ada kasus perkelahian pemuda antar kampung. Hal ini terjadi akibat masalah sepele yaitu salah satu pemuda menegur pasangan muda-mudi yang belum nikah berasal dari kampung, Nagari tetangga. Tidak terima dinasehati akhirnya terjadi perkelahian antarkorong, yang berujung ke Nagari.

Mari saatnya semua elemen masyarakat kembali menegakan kebenaran mentauladani melalui nilai-nilai perjuangan Imam Bonjol tersebut ditengah masyarakat. Jika bisa dilakukan penerapan, sikap tegas  Kita semua, ada keyakinan penyakit masyarakat akan hilang diranah Minangkabau ini[*].


Penulis: Yohannes Wempi


Pariaman Line ©️ 2021


Promo



 


Kunjungi Juga: