Editor: Boy Paskand
Asal usul Destar Dendam Tak Sudah adalah dari Minangkabau. Destar Dendam Tak Sudah (DDTS) ini adalah penutup kepala untuk raja-raja Pagaruyung dan keluarganya di Minangkabau. DDTS ini merupakan symbol sejarah dan suksesi dynasty keluarga Pagaruyung sejak jaman Bukit Batu Patah.
Alm. H. Sabran Pahlawan Garang menyampaikan bahwa DDTS ini memiliki 5 bentuk lipatan kain untuk membentuknya. Kelima bentuk lipatan kain itu merupakan proses pembuatan DDTS dari selembar kain berukuran 2 x 2 hasta. Dimulai dengan menekuk kain dengan sebutan lipatan kasih dan diakhiri dengan menyempurnakan gelembung kasih yang disebutkan pada 5 bidal adat di bawah ini.
5 bidal adat destar Dendam Tak Sudah:
1. Dendam tak sudah kasih tak sampai, Duduk bermula di Bungo Setangkai.
Disimbolkan oleh Lipatan Kasih
2. Dendam tak sudah kasih berjawab, Raja bermula di Sungai Tarab.
Disimbolkan oleh Lambaian Kasih
3. Dendam tak sudah kasih terjoli, Raja dinobat berbuku tali.
Disimbolkan oleh Simpulan Kasih
4. Dendam tak sudah kasih menurun, Adat raja turun temurun.
Disimbolkan oleh Pucuk Kasih
5. Dendam tak sudah kasih meliput, Adat puti sundut bersundut.
Disimbolkan oleh Gelembung Kasih.
Uraian tentang pola suksesi raja-raja Pagaruyung yang kelak memakai DDTS dijabarkan dengan dinamis dalam bidal No. 3, 4 dan 5. Inilah proses suksesi yang tidak kaku dan mengikuti perkembangan kekuasaan yang ada di mana terdapat 2 system hukum waris, yaitu adat rajo turun temurun (patrilineal) dan adat puti sundut bersundut (matrilineal). Perlembagaan kedua system waris ini kelak akan mendamaikan posisi dua wanita penting dalam istana, yakni TUAN GADIH, yang dalam hal ini merujuk kepada ibu raja dan isteri raja.
Source: Alm. H. Sabran Pahlawan Garang
Sumber : Ricky Syahrul
Tinggalkan Komentar Terbaik Anda: