Type Here to Get Search Results !

Tradisi 'Mambantai Kabau Rayo' Di Nagari Limpato Seisarik VII Koto


Oleh: Boy Paskand & Dendi Azani Pratama

Masyarakat muslim di Indonesia semakin sibuk di pekan terakhir bulan suci Ramadhan. Mulai dari meningkatkan ibadah di sepertiga terakhir sampai mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri atau sering disebut dengan lebaran.

Lebaran di Indonesia tak hanya identik dengan mudik dan ketupat. Beberapa daerah mempunyai cara unik menyambut lebaran yang telah dilakukan secara turun temurun dan telah menjadi tradisi tahunan.




Kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia membuat perayaan Idul Fitri melebur menjadi sebuah tradisi yang unik dan menarik. Keriuhan tradisi hari raya idul fitri menjadi salah satu hal yang paling dirindukan.
Masyarakat di sejumlah daerah punya tradisi yang unik menyambut Lebaran.

Tradisi ini muncul karena Indonesia mempunyai beragam suku dan budaya yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.

Di Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), tepatnya di Nagari Limpato, Kecamatan sei sarik VII koto, masyarakat menggelar tradisi tahunan dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idul Fitri. Tradisi tersebut ialah Tradisi Mambantai Kabau.


Tradisi Mambantai Kabau merupakan suatu kegiatan penyembelihan kerbau yang dilakukan secara bersama-sama yang rutin tiap tahun di adakan di Korong Labuah (dalam kenagarian limpato) yang dilakukan setelah salat Idul Fitri.

Tradisi ini mengandung makna filosofi kebersamaan, gotong royong, serta silaturrahmi.

Karena selain kegiatan penyembelihan kerbau, secara tidak langsung tradisi ini mampu mempererat tali silaturrahmi antara masyarakat dengan masyarakat yang ada di sebuah korong maupun dengan masyarakat yang ada di korong lain.

Tradisi ini sudah menjadi tradisi tahunan oleh masyarakat yang ada di nagari Limpato Sejak Dulu. Setiap Surau korong yg ada dalam kenagarian limpato seperti korong kayu marantiang, korong tunggue hitam, korong panggie-panggie, korong kayu gadang, korong kampuang tangah, korong labuah dan lain-lain akan mengumpulkan kerbau-kebau mereka di tempat pembantaian yg ada di korong labuah untuk disembelih setelah sholat idul fitri.

Kegiatan mambantai kabau sebenarnya bukan di limpato saja, umumnya nagari-nagari yg ada di kab. Padang pariaman dan kabupaten lain juga melakukan tradisi ini ketika lebaran.


Kegiatan Mambantai Kabau dimulai dari pendataan masyarakat yang dilakukan pada hari ke 15 Ramadhan. Kegiatan pendataan ini dilakukan oleh pengurus masjid atau surau di masing-masing korong, para panitia tersebut akan mendata siapa saja yang ingin mengikuti kegiatan mambantai kabau. Jamaah dan masyarakat korong wajib mendaftar kepada pengurus surau. Kegiatan pendataan ini dimulai pada pertengahan puasa dan bagi masyarakat yang ingin membayar uang pembelian bantai sudah bisa dilakukan pembayaran kepada panitia mambantai kabau di masing masing korong.

Kegiatan pendataan masyarakat dan pembayaran dilakukan sampai dengan hari ke 27 bulan ramadhan, bisa juga uangnya dikasih ketika setelah pengambilan daging di hari penyembelihan.

Pada hari ke 27 tersebut panitia serta pengurus surau akan segera meninjau kerbau yang akan dibeli.

Pada hari ke-27 Ramadan itu juga dilakukan pembayaran uang yang sudah disepakati bersama. Maka dapat dipastikan berapa uang yang sudah terkumpul untuk membeli kerbau. Namun sebelum itu pengurus sudah meninjau kerbau yang akan dibeli di pasar ternak.

Kerbau yang digunakan untuk tradisi Mambantai biasanya didapatkan dari pasar ternak. Di pasar ternak tersebut sudah berkumpul para penjual serta para pembeli kerbau untuk dijadikan sebagai kerbau yang akan disembelih nantinya.

Hewan ternak yang dijual dikhususkan untuk kebutuhan tradisi mambantai. Pembelinya pun juga hanya tokoh masyarakat atau tokoh surau yang berasal dari korong dan surau yang melaksanakan kegiatan mambantai.

Setelah masyarakat telah selesai melaksanakan kegiatan salat Id, maka para pemuda serta pengurus surau akan berbondong bondong membawa dan mengiringi kerbau ke tempat lokasi penyembelihan.



Setelah proses pemotongan daging selesai dan daging tersebut juga sudah di bagi sebanyak para peserta bantai kerbau, maka setelah itu di panggillah satu persatu para peserta bantai kerbau agar mengambil bantai bagiannya.

(Foto: Hermanto Okamara)


Mohon Maaf lahir dan bathin 🙏🏼🙏🏼




Promo



 


Kunjungi Juga: